Kasus Leptospirosis merebak kembali di Kabupaten Pacitan dan tengah menjadi perhatian serius. Diketahui 6 orang meninggal karena terinfeksi Leptospirosis. Memastikan kasus ini terkendali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Erwin Astha Triyono melakukan kunjungan ke lokasi wabah di Kabupaten Pacitan, Selasa (07/03).
Ia juga menyempatkan waktu mengunjungi dan berbincang langsung dengan salah satu pasien positif leptospirosis yang sedang menjalani perawatan di RSUD dr. Darsono. Beberapa motivasi dan arahan ia sampaikan guna terjaminnya tindak lanjut yang tepat untuk penanganan kasus ini. Berdasarkan data terkini per 7 Maret 2023, RSUD dr. Darsono masih merawat 10 orang positif Leptospirosis.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang disebarkan melalui urin (air kencing) atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Dapat menyerang manusia melalui kontak langsung dengan air (air banjir, kolam, sungai, danau, air selokan) maupun tanah yang telah terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri Leptospira seperti tikus, anjing, dan kelompok hewan ternak seperti sapi dan babi.
Diagnosis leptospirosis dapat dipastikan melalui gejala, riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium. Ditemui di Ruang Soka A, dr. Titis Dwi Tanti, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr. Darsono menjelaskan bahwa umumnya pasien datang melalui IGD, setelah dilakukan trise pasien diperiksa mana yang perlu penanganan segera dan mana yang stabil.
Ia juga menyampaikan bahwa penyebab dominan pasien dirawat di RSUD beberapa ada yang leptospirosis berat seperti syok sepsis, dehidrasi, anuria, dan aritmia. “Kewaspadaan masyarakat supaya apabila ada gejala yang mengarah ke leptospirosis dan berada di wilayah yang tinggi kejadian leptospirosis seperti Nawangan, Tulakan harus segera berobat ke puskesmas,â€pesannya.
